Profil Desa Krasak

Ketahui informasi secara rinci Desa Krasak mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Krasak

Tentang Kami

Profil Desa Krasak, Selomerto, Wonosobo. Mengupas perannya sebagai sentra utama agribisnis Salak Pondoh, dinamika perdagangannya yang vital, serta karakteristik desa agropolitan yang sangat padat.

  • Sentra Utama Agribisnis Salak Pondoh:

    Dikenal luas sebagai "Kampung Salak," di mana mayoritas lahan dan penduduknya terlibat secara intensif dalam siklus budidaya Salak Pondoh berkualitas tinggi.

  • Pusat Perdagangan dan Distribusi

    Berperan sebagai hub vital bagi para pedagang dan pengepul yang mengumpulkan dan memasarkan salak dari Krasak dan desa-desa sekitarnya ke berbagai kota besar.

  • Karakteristik Desa Agropolitan Padat

    Memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, yang ditopang oleh ekosistem agribisnis salak yang padat karya, mulai dari petani hingga pedagang.

XM Broker

Di tengah hamparan subur Kecamatan Selomerto, Desa Krasak memancarkan identitas yang kuat dan khas sebagai "Kampung Salak" Wonosobo. Desa ini merupakan episentrum dari budidaya dan perdagangan salah satu buah paling ikonik dari lereng Gunung Sumbing. Kehidupan di Krasak berdenyut seirama dengan siklus panen salak, di mana hampir setiap jengkal lahan dan setiap rumah tangga terhubung dalam sebuah ekosistem agribisnis yang dinamis dan menghidupi. Profil Desa Krasak ialah sebuah gambaran tentang bagaimana sebuah komoditas unggulan mampu membentuk karakter, ekonomi dan masa depan sebuah desa.

Geografi dan Demografi Desa Agropolitan

Desa Krasak secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menempati wilayah seluas 2,38 km². Meskipun areanya tidak terlalu luas, peran ekonominya dalam klaster agribisnis salak sangat signifikan. Lokasinya yang strategis di tengah-tengah kecamatan menjadikannya titik simpul yang ideal untuk kegiatan perdagangan dan distribusi.Secara kewilayahan, Desa Krasak berbatasan langsung dengan:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Plobangan dan Desa Kaliputih

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Wulungsari

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Candi dan Desa Bumitirto

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Adiwarno

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang diproyeksikan hingga tahun 2025, Desa Krasak dihuni oleh sekitar 6.200 jiwa. Fakta ini menjadikan Krasak sebagai salah satu desa terpadat di Wonosobo, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.605 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang ekstrem ini melahirkan sebuah karakteristik unik yang bisa disebut sebagai "desa agropolitan": sebuah wilayah perdesaan yang sangat padat penduduknya, di mana aktivitas ekonomi utamanya terpusat pada sektor agribisnis yang intensif dan padat karya.

Urat Nadi Ekonomi: Budidaya Salak Pondoh

Fondasi utama yang menopang seluruh sendi kehidupan di Desa Krasak ialah agribisnis Salak Pondoh. Desa ini merupakan salah satu produsen utama dan pemasok terbesar salak berkualitas di Kabupaten Wonosobo. Hamparan kebun salak yang rimbun dan terawat dengan baik menjadi pemandangan dominan di seluruh penjuru desa. Kondisi tanah dan iklim di Krasak terbukti sangat ideal untuk menghasilkan buah salak dengan cita rasa manis, renyah, dan berukuran besar yang menjadi favorit konsumen.Budidaya salak di desa ini bukan sekadar aktivitas pertanian, melainkan telah menjadi sebuah budaya kerja. Keterampilan dalam merawat tanaman salak, mulai dari penyerbukan (membantu proses perkawinan bunga jantan dan betina) hingga teknik memanen, diwariskan secara turun-temurun. Keterlibatan masyarakat dalam budidaya ini sangat tinggi, hampir setiap keluarga memiliki kebun salak, baik sebagai mata pencaharian utama maupun sebagai sumber pendapatan tambahan yang sangat diandalkan.

Jantung Perdagangan dan Rantai Distribusi

Keunggulan Desa Krasak tidak hanya terletak pada produksi, tetapi juga pada perannya sebagai pusat perdagangan atau hub. Desa ini menjadi rumah bagi puluhan pedagang pengumpul (pengepul) besar dan kecil yang menjadi motor penggerak distribusi salak. Setiap hari, terutama saat puncak musim panen, suasana desa menjadi sangat sibuk dengan aktivitas penimbangan, penyortiran berdasarkan ukuran (grading), dan pengepakan buah salak.Para pengepul di Krasak tidak hanya menampung hasil panen dari petani lokal, tetapi juga dari desa-desa tetangga, menjadikannya sebagai barometer harga salak di tingkat regional. Dari Krasak, buah salak kemudian didistribusikan secara masif ke berbagai pasar induk di kota-kota besar di Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Jakarta. Peran sebagai pusat perdagangan ini menciptakan lapisan ekonomi baru dan memberikan peluang kerja yang luas di luar sektor budidaya, seperti buruh sortir, tenaga pengepakan, dan jasa transportasi.

Diversifikasi Usaha dan Peran Kelembagaan

Meskipun ekonomi desa didominasi oleh salak, beberapa usaha pendukung dan diversifikasi mulai tumbuh. Beberapa pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah mulai mencoba mengolah salak menjadi produk bernilai tambah, seperti keripik salak, dodol salak, atau manisan. Di luar sektor salak, masih terdapat industri rumahan lain seperti pembuatan batu bata merah di beberapa dusun, meskipun skalanya tidak sebesar industri salak.Pemerintah Desa Krasak, bersama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), memegang peranan penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem agribisnis ini. Upaya yang dilakukan berfokus pada peningkatan kualitas produksi, penanganan hama dan penyakit secara terpadu, serta upaya stabilisasi harga saat terjadi panen raya. Ke depan, BUMDes diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan industri olahan salak dan membuka akses pasar baru, baik domestik maupun ekspor, untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Penutup

Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, adalah bukti nyata bagaimana spesialisasi pada satu komoditas unggulan dapat mengangkat perekonomian sebuah wilayah secara masif. Sebagai "Kampung Salak", desa ini telah membangun sebuah ekosistem agribisnis yang lengkap, dari hulu hingga hilir, dari kebun hingga ke pasar. Dinamika kehidupan warganya yang sangat padat dan produktif menjadi cerminan dari manisnya buah salak yang mereka tanam. Tantangan terbesar di masa depan adalah inovasi, yakni menciptakan produk turunan yang beragam dan membangun citra merek (branding) yang kuat agar "Salak Krasak" tidak hanya dikenal, tetapi juga menjadi jaminan kualitas yang dicari.